Selasa, 19 Oktober 2010

Menyelaraskan fikiran, hati, dan tubuh dengan meditasi Kundalini yoga


sekedar berbagi, melihat kenyataan untuk memperkaya khazanah kehidupan kita..
Sejak kecil saya berbakat indigo, menyukai fenomena mistis, dan selalu bersinggungan dengan kejadian-kejadian yang mistikal.
Dengan kesadaran tersebut saya mencari kebenaran dengan agama yang saya anut, Islam. Namun kenyataan, riyadhah (latihan) saya masih meleset dari tujuan mencari kebenaran yang saya cari dalam hidup. Rupanya banyak hal, salah satunya adalah kepentingan yang menunggangi tujuan saya. Usia 20 th saya menjadi manusia tanpa nafsu yg putus asa dengan dunia, menyepi dari sosialisasi, dan menghindari hubungan dengan lawan jenis. Telah menjadi terapis penyakit, konsultan berbagai masalah, sampai mengobati orang yang terkena penyakit gaib. Hal tersebut yang saya dapat semakin membuat saya khawatir akan pemujaan diri, merasa bisa dengan Berkat dari Allah. Membuat saya khawatir akan perasaan saya bahwa diri saya istimewa, karena bakat ini dan menjauhkan saya dari hidup sebagai manusia normal.

Bertahun kemudian saya beranjak untuk sungguh-sungguh mencari kebenaran.. membuka pembelajaran dari Semesta Kehidupan.. melihat Islam yang sesungguhnya. Sampailah saya pada pembelajaran tawauf. Mengkaji agama saya dengan kesederhanaan, akal yang sehat dan aktual diri yang praktis. Seperti, tulus, menerima orang lain apa adanya, tidak memvonis, tidak menilai, berkasih sayang, tidak mencederai pihak lain dengan tangan dan mulut, hingga hidup rukun bertetangga. Sambil menyempurnakan agama saya dengan ritual ibadah yang di ajarkan oleh Allah SWT melalui nabi Muhammad SAW, dengan panduan AL- Qur’an dan Al Hadist.

Kemudian saya bertemu dengan kumpulan rekan di kundalini yoga. Yang dikenalkan oleh sahabat tercinta (semoga Allah memuliakannya), Miya A Rauf… dengan sedikit agak enggan untuk mengenal metode yang di bawa oleh KYI tsb. Pada awalnya saya sangsi karena khawatir akan membuka dimensi lain yang di ikuti oleh pengalaman mistikal lain yang pernah di lalui. lalu setelah menanyakan keotentikan metodenya, bahwasanya cara ini tidak bertentangan dengan syariat agama yang saya anut, kemudian bersifat universal dan fokus pada pengelolaan energi dalam diri, baru saya berkeinginan mengikutinya.

Beberapa hal yang saya lalui sangat menggugah. Salah satunya adalah proses niat dalam bermeditasi… Doa saya, kemudian teknis pernafasan, lalu penyelarasan energi yang sedianya di bantu oleh Guru kami, yang saya lihat begitu bersahaja dan sabar dalam menerapkan dan memimpin kami mengenal bagian diri kita yang sering asing bagi pihak lain, tidak di kenali dan tidak di sadari. contoh, ketika kita emosi dan kondisi terdesak, kemampuan kita bisa tiga kali lipat dari kemampuan biasa. Pengalaman saya pribadi, pernah melihat aura negatif dari orang yang ternyata berniat jahat ketika dalam kondisi terjepit. Dan itu berkaitan dengan nyawa saya, yang alhamdulillah masih di selamatkan oleh Tuhan.

Satu hal, saya ini orang yang suka ngeyel, namun ketika tahu kenbenaran baru akan di ikuti dengan seksama lalu berpegang teguh pada hal tsb. Metode KYI pun, harus mengikuti ide kreatif saya, bermeditasi sambil menjalani aktifitas. Hening dengan meditasi, dan ramai juga dengan meditasi. hasilnya, ternyata berhasil juga. Setelah saya konsultasikan kepada guru kami, rupanya hal tsb bisa di terima, dan akhirnya saya menikmati perjalanan baru saya dengan meditasi ini.. Leganya hati dan senangnya diri.. karena diri saya di terima apa adanya di KYI ini tanpa dogmatis, doktrin, pemaksaan dsb. Apalagi perhatian tulus rekan-rekan membuat lingkungan di KYI menjadi kondusif.

Tidak ada manusia yang sempurna. Dan kita mencari kebenaran bukan untuk pembenaran. Mengenal diri bukan untuk menampakkan diri. Mengelola diri bukan untuk menjadi sakti. Melainkan menyatukan kebersamaan kita dengan semesta. Semesta diri dan semesta pihak lain. Lalu berbaur dengan semesta alam. Menjadi harmonis, sinergis dan bersintesis dalam kedamaian, cinta dan kasih sayang. Mengelola hal tersebut tidak mudah. Namun bisa di latih dengan keinginan, niat dan kesabaran yang lurus. Hidup ini mesti di isi oleh hal yang berarti.

Saat ini, saya masih belajar menyatukan hati, fikiran dan tubuh saya. Agar selaras seimbang dengan keikhlasan menjadi manusia. Menjadi diri sendiri, seorang fauzhanni Azhima yang apa adanya.. Selaras seimbang energi yang ada dengan ritual ibadah dalam agama saya dan pelatihan pernafasan dengan kundalini yoga. Pada prosesnya, Saya menjadi lebih jujur melihat diri dan menerima diri, lalu mencintai diri dengan proporsional. Begitu juga ke pihak lain. Dan merasakan betapa Tuhan lebih dekat dengan kita lebih mengenal diri sendiri. Menerima apapun dan melepaskan hal-hal negatif di dalam diri dan dari pihak lain… belajar menahan diri yang sungguh sangat tidak mudah untuk tidak merespond dengan sikap reaktif dan mengembalikan hal negatif dengan negatif.. sekarang berupaya sepositif mungkin. dan proporsioanl dalam menerima sikap negatif. Tenang dan tenang. Ternyata setalah di kenali, kemarahan diripun mau berdamai dan bisa di ajak berdialog.

Kini hidup saya lebih bermakna.

Alhamdulillah. Terimakasih Guru, terimakasih rekan-rekan dan terimakasih KYI mau membagi ilmunya dengan tidak komersil.

Semoga, setelah memahami diri dan berrhasil menyelaraskan diri. Mampu menerapi diri, kemudian kelak bisa berarti untuk pihak lain.

Assalamualaikum ww.

Namaste.

Padepokan Pusat (Puri Gading) Komplek Puri Gading, Jl. Alam Raya 2 Blok D2 No. 17, Jati Melati, Pondok Melati Bekasi, Jawa Barat, Indonesia

Mobile 1   : 0816 -184 -7603, 0821-1417-8187 (Adi M. Fadhil-calls only)
Email         : kundaliniyogaindonesia@yahoo.com,  adimfadhil@yahoo.com

2 komentar: